Kementan Siapkan Rp20 Miliar untuk Kembangkan Sapi Belgian Blue

By Admin

Foto/Istimewa  

nusakini.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan 1000 ekor kelahiran pedet Belgian Blue tahun 2017/2018.

Hal itu disampaikan Menteŕi Pertanian, Andi Amran Sulaiman, saat mengunjungi Balai Embrio Ternak Cipelang hari ini (16/6/2017). Ia merencanakan dalam waktu dekat segera disiapkan untuk pelelangan kegiatan tersebut.

Mentan juga meminta segera dilakukan revisi aggaran sebesar Rp20 Milyar untuk menyukseskan kelahiran 1000 ekor sapi Belgian Blue tahun 2017/2018.

Pengembangan sapi Belgian Blue di BET Cipelang ini merupakan wujud pengembangan teknologi dalam rangka introduksi jenis sapi baru di Indonesia.

Keberadaan Belgian Blue digunakan untuk disilangkan dengan sapi lokal untuk meningkatkan perototan sapi lokal.

“Saya bangga dan bahagia hari ini melihat keberadaan Belgian Blue”, ujar Mentan kepada media seperti dirilis Humas Kementan.

Pengembangan dilakukan dengan menggunakan semen beku Belgian blue dengan mengimplementasikan TE (Transfer Embryo) dan sudah dilakukan sejak tahun 2016.

“Dalam sejarahnya, sapi Belgian Blue (selanjutnya disebut sapi BB) merupakan perkawinan antara sapi Shorthorn atau Durham dengan sapi lokal Belgia. Sapi hasil persilangan ini memliki warna kulit kebiruan, sehingga disebut dengan Belgian Blue,” terang Mentan.

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari terjadinya mutasi ini adalah, perototan yang luar biasa sehingga jumlah karkas juga meningkat, dan kandungan lemak pada daging yang rendah.

Tingginya minat peternak terhadap sapi BB ini menginspirasi asosiasi Belgian blue di Belgia untuk menyebarkan Belgian Blue ke seluruh dunia, baik dalam bentuk semen beku maupun embrio. Semen beku Belgian Blue biasanya digunakan untuk kawin silang dengan sapi perah (hampir 65%).

Terdapat 3 pola warna pada sapi BB ini, diantaranya adalah hitam (pie-black/pie-noire), semua putih dan roan (pie-blue).

Dalam perkembangan terakhir, sapi BB digunakan sebagai sapi dual purpose (sapi dwi guna/penghasil daging dan susu) dan sapi pedaging. Sebagai sapi dwiguna, prinsip seleksi yang digunakan berdasarkan potensi produksi susu dan calving easy (kemudahan melahirkan), produksi susu mencapai 4.200 s.d 4.800 Liter, namun juga terdapat sapi dengan tipe perah dengan produksi susu 5.400 s.d 6.000 Liter.

Dengan sifat aslinya sebagai sapi dwiguna, sapi BB merupakan sapi yang secara spesifik merupakan sapi pedaging dengan sifat dan keuntungan yang dapat diperoleh di antaranya adalah perototan yang luar biasa, efisiensi pakan, kualitas daging yang bagus (tenderness), early maturity, docility (jinak), rendah lemak, rendah tulang dan persentase karkas yang 20% lebih banyak dibandingkan sapi pada umumnya.

“Dengan dikembangkannya sapi BB ini, kita semakin optimis upaya pemerintah meningkatkan produksi daging sapi di Indonesia akan berhasil,” pungkas Mentan optimistis. (p/mk)